-->

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI NUTRISI ORGANISME BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias sp.)

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI NUTRISI ORGANISME BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias sp.)




Disusun oleh:
IKA NURUL ASRIYANTI
26010213120040











PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016



MATERI I : FISIOLOGI IKAN
1.1. Hasil
Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria). Saluran pencernaan ikan lele (Clarias sp.) dimulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus. Berdasarkan hasil praktikum, anatomi saluran pencernaan ikan lele (Clarias sp.) dapat dilihat pada Gambar 1.











· Keterangan :
1. Mulut
2. Lambung
3. Anus
4. Rectum
5. Usus

1.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum Fisiologi dan Nutrisi Organisme Akuatik tentang fisiologi ikan lele (Clarias sp.). Fisiologi pencernaan ikan lele (Clarias sp.) ecara bahwa  pakan yang dimakan ikan lele akan melewati suatu sistem pencernaan. Pakan yang dimakan akan disederhanakan melalui mekanisme fisik dan kimiawi menjadi bahan yang mudah diserap. Selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Pakan ikan lele akan dicerna dalam saluran pencernaan. Saluran pencernaan ikan lele terdiri dari mulut, rongga mulut, esofagus, lambung, usus, rectum dan anus (Mahyudin, 2008).

Secara fisiologi ikan lele (Clarias sp.) yang menjadi ikan uji pertama memiliki panjang total 23,6 cm, panjang standar 21 cm, panjang usus 24 cm, dan rationya 1,15. Ikan lele kedua panjang total 25,6 cm; panjang standar 24 cm, panjang usus 17,5 cm, dan rationya 0,73 dan ikan lele ketiga memiliki panjang total 27,5 cm ; panjang standar 23,9 cm, panjang usus 36 cm, dan rationya 1,53. Terakhir, ikan lele keempat memiliki panjang total 26,2 cm, panjang standar 24,8 cm, panjang usus 37 cm, dan rationya 1,49. Panjang usus yang dimiliki keempat ikan lele (Clarias sp.) lebih pendek dibandingkan panjang standar tubuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa ikan lele termasuk jenis ikan omnivore cenderung karnivor. Menurut Najiyati (2007), bahwa ikan lele termasuk jenis ikan pemakan segala atau omnivora tetapi di alam bebas makanan alami ikan lele terdiri dari jasad-jasad renik yang berupa zooplankton dan fitoplankton.

Ikan omnivora merupakan golongan ikan yang memakan bahan makanan yang berasal dari binatang dan tumbuhan. Ikan golongan ini mempunyai sistem pencernaan antara bentuk herbivora dan karnivora. Menentukan jenis makanan ikan tertentu secara langsung tidaklah mudah, karena usus ikan kadang-kadang kosong. Namun, pengamatan terhadap panjang usus dan hubungannya dengan panjang badan dapat membantu untuk mengetahui jenis bahan makanan yang dimakannya. Ikan herbivora, umumnya memiliki usus yang panjangnya 4-10 kali panjang badannya. Ikan predator memiliki panjang usus yang lebih pendek atau sama panjang dengan badannya (Saputra, 2009).

Lambung berfungsi sebagai penampung makanan. Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Selain berfungsi sebagai penampung makanan juga untuk mencerna makanan, khususnya pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara kimiawi dimulai di bagian lambung, bukan di bagian rongga mulut, karena  ikan lele tidak memiliki kelenjar air liur.

Bahan makanan dicerna di lambung dan usus dengan adanya gerakan/kontraksi otot. Pencernaan secara fisik/mekanik pada segmen ini terjadi secara efektif karena adanya aktifitas cairan digestif. Proses pencernaan makanan dipercepat oleh sekresi kelenjar pencernaan. Adapun kelenjar pencernaan ikan lele terdiri dari hati dan kantong empedu. Lambung dan usus juga dapat berfungsi sebagai kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan ini menghasilkan enzim pencernaan yang  berguna dalam membantu proses penghancuran makanan.

Usus merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Pada bagian depan usus terdapat dua saluran yang masuk ke dalamnya, yaitu saluran yang berasal dari kantung empedu (ductus choledochus) dan yang berasal dari pankreas. Pada ikan yang pankreasnya menyebar pada organ hati maka hanya terdapat satu saluran yaitu ductus choledochus. Usus berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan.

Makanan yang berada di dalam usus akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu keluarnya getah empedu dari hati. Getah empedu itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemudian ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus. Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk mempertinggi produksi getah pankreas.

LihatTutupKomentar