-->

Pengaruh bentuk konstruksi tambak terhadap hasil produksi udang vaname


1.1.11. 
Pengaruh bentuk konstruksi tambak terhadap hasil produksi
Bentuk konstruksi tambak pak Muhdi berbentuk persegi panjang dan dasar tambak yang datar  (Gambar 7) dan memiliki luas sekitar 5.398 m2 tidak begitu mempengaruhi hasil produksi dan kegiatan budidaya. Bapak Muhdi melakukan rekayasa tambak dengan cara mengatur tambak yang semula merupakan tambak bandeng diatur tanpa membagi tambak menjadi 2 bagian. Rekayasa yang dilakukan yaitu dengan cara pemakaian plastik mulsa di pematang sampai bagian tepi tambak (Gambar 7).  Berikut ini desain konstruksi tambak yang ada di tambak pak Muhdi dan konstruksi tambak menurut WWF (2014), dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8.

Jika dilihat dari kedua konstruksi tambak diatas jika dilihat tampak atas ada beberapa perbedaan yaitu ukuran panjang dan lebar yang tidak sama di tambak pak Muhdi. Ukuran lebarnya yaitu 43,8 m dan 61,3 m dengan panjang sekitar 103,2 m. Ukuran ini seperti bentuk trapezium yang memiliki lebar yang berbeda. Menurut WWF (2014), bahwa ukuran luasan petak (muka air) tambak umumnya 0,3 - 0,5 ha, berbentuk segi panjang atau bujur sangkar. Hal ini menunjukkan bahwa konstruksi pak Muhdi kurang sesuai dengan konstruksi tambak dalam kegiatan budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei).
Selain itu pak Muhdi juga menggunakan 6 buah kincir air di berbagai sudut supaya pertumbuhan udang tetap baik dan produksi tidak terganggu (Gambar 9). Penempatan kincir air dalam budidaya udang vaname yang dilakukan Pak Muhdi ditata sedemikian untuk dapat mengatasi ketidaksesuaian konstruksi tambak. Berikut ini tata letak kincir air yang diterapkan pada budidaya udang vaname di tambak bapak Muhdi dapat dilihat pada Gambar  9.

Selain berfungsi sebagai pensuplai oksigen dalam air, penempatan kincir air dengan desain ini juga berfungsi untuk mengumpulkan sisa kotoran dan feses udang ke bagian tambak untuk selanjutnya disedot dengan pompa dan dikeluarkan ke saluran pembuangan. Hal ini bertujuan agar kualitas air tetap dalam keadaan baik dan kandungan ammonia dalam air rendah, sehingga udang dalam keadaan tidak stres. Menurut Mawardi et al(2010), bahwa kemampuan mempertahankan kualitas air sangat diperlukan dalam usaha budidaya udang dan ikan, karena itu kualitas air merupakan kunci dari kemampuan produksi. Persyaratan kualitas air tersebut adalah tersedianya oksigen yang terlarut di dalam air tambak untuk keperluan penambahan oksigen pada tambak digunkan peralatan berupa kincir tambak (aerator).

Hasil produksi udang vaname pada tambak yang kami gunakan dalam praktikum dalam setahun mampu berproduksi sebanyak dua kali siklus panen. Padat penebaran  yang digunakan oleh pak Muhdi yaitu 100 ekor/matau sekitar 270.000 ekor dalam satu tambak. Hasil panen produksi yang diperoleh dilakukan secara parsial selama 70 hari dengan berat 1,5 ton sedangkan panen total sebesar 4,2 ton selama 110 hari. 
Tambak udang tersebut menggunakan 3 petak untuk wilayah budidaya sedangkan 3 petak lainnya digunakan sebagai tandon. Konstruksi budidayanya sebagian yang menggunakan mulsa memiliki peranan dalam pemberian pakan supaya lebih efisien. Caranya dengan memberikan pakan di sekeliling tepi tambak yang dasarnya tertutup mulsa sehingga pakan yang dimakan udang tidak bercampur dengan kotoran atau tanah. Menurut pak Muhdi dengan cara ini udang yang dihasilkan memiliki kualitas dan tampilan warna tubuh yang bagus. Menurut Widigdo (2013), bahwa tambak semi plastik, merupakan modifikasi dari tambak tanah, diberikan penambahan plastik pada pematang untuk alasan operasional (bocor) atau tekstur tanah yang tidak stabil (berpasir).

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z., DAdiwidjayaU. Komarudin, A. Nur, A. Susanto, A. Taslihan, K. Ariawan,M.M.E. Sutikno, Supito,danS. Latief. 2007. Penerapan Best Management Practices (BMP) Pada Budidaya Udang Intensif.Departemen Kelautan dan PerikananDirektorat Jenderal Perikanan Budidaya.

Widigdo, B. 2013. Bertambak Udang dengan Teknologi Biocrete.  Kompas. Jakarta.

Soni, M.A.F., 2006. Disain dan Konstruksi Tambak Materi Pelatihan Teknis Budidaya Artemia. Departemen Kelautan dan Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara. 5p.

Mawardi, I., Sumardi,dan Turmizi. 2010. Desain Dan Pengembangan Material Kincir Tambak Dari Komposit Polimer.JurnalSains, 3(1) : 1-8.

[WWF]-Indonesia. 2014. Budidaya Udang Vannamei Seri Panduan Perikanan Skala Kecil Versi 1. WWF-Indonesia ISBN : 978-979-1461-38-2.

LihatTutupKomentar