-->

Keterkaitan Konstruksi Tambak dengan Jenis Kultivan Budidaya

Keterkaitan Konstruksi Tambak dengan Jenis Kultivan Budidaya


Blog ini kelanjutan dari layout konstruksi tambak udang milik pak Muhidin yang pernah saya tulis di Artikel : Contoh Layout pembuatan Konstruksi Tambak Udang Vaname
Apakah ada kaitannya antara konstruksi tambak dengan pemilihan kultivan yang akan dibudidayakan. Berikut ini akan saya jelaskan: 

Gambar 1. Konstruksi tambak tampak samping

Keterkaitan konstruksi tambak dengan jenis kultivan
Luas lahan seluruhnya sekitar 2,4 ha dengan luas per tambak udang Pak Muhdi di wilayah Demak sekitar 36,3 x 23,6 x 1,5 m. Bentuk tambak termasuk persegi panjang namun sebenarnya kurang sesuai untuk kultivan udang, hal ini dikarenakan pergantian fungsi tambak dari bandeng menjadi udang. Tambak yang sesuai untuk budidaya udang seharusnya berbentuk bujur sangkar. Dasar tambak udang tersebut termasuk datar dan ditutup sebagian dengan mulsa. Bagian tengah berbentuk persegi panjang yang tidak ditutup mulsa berukuran 16,32 x 8,6 m. fungsi tambak bagian pinggir diberi mulsa supaya meminimalisir jumlah pakan yang diberikan karena wilayah tersebut dapat digunakan sebagai feeding area dan mengurangi kemungkinan erosi sedangkan bagian tengah digunakan untuk tempat pemberian kapur untuk mentreatment tambak udang. Konstruksi tambak yang datar dan kurang sesuai tersebut ditanggulangi pemilik dengan mengatur tempat kincir yang mengarah ke tengah tambak. Hal ini didukung oleh WWF (2014) yang menyatakan bahwa ukuran luasan petak (muka air) tambak umumnya 0,3 - 0,5 ha, berbentuk segi panjang atau bujur sangkar. Ukuran petakan tambak diupayakan tidak terlalu besar untuk memudahkan pengawasan dan pemeliharaan. Terdapat sistem pemasukan air (inlet) dan pengeluaran air (outlet) secara terpisah. Pemasukan dan pengeluaran air dapat didukung dengan penggunaan pipa dan atau bantuan pompa.
Kincir air sejumlah 6 buah mengarah ke tengah. Kemiringan tambak 3,6 m bagian tepi yang tertutup mulsa sekitar 7 m. posisi inlet dan outlet berbeda. Air yang masuk ke inlet berasal dari tandon sedangkan pembuangan air lewat outlet dialirkan melalui pipa dan diarahkan ke sungai. Jarak sungai dan pipa irigasi sekitar 100 m. Hal ini didukung oleh Arifin et al. (2007) yang menyatakan bahwa teknik pergantian air dengan cara membuang air yang banyak mengandung kotoran atau lumpur organik terutama pada bagian dasar tambak. Oleh karena itu desain pintu pembuangan dan konstruksi tambak dibuat agar dapat membuang air bagian dasar atau lumpur dasar maupun air bagian atas. Pembuangan kotoran atau lumpur dasar dapat juga dilakukan dengan penyiponan. Penambahan air untuk mengganti air dalam petakan tambak sampai pada ketinggian air yang ditentukan menggunakan air dari petak biofilter.
Ukuran pematang sekitar 1,6 m. Sepertiga lebarnya tertutup mulsa dan ada yang diberi bambu tipis. Dasar tanah pada pematang terlihat sangat kering. Sekeliling tambak di buat pagar (crab protector device) supaya menjaga udang dari hama pengganggu kepiting yang notabene sifatnya hampir sama dengan udang sehingga akan dapat mencemari kultivan tersebut apabila tidak dibuat pencegahan. Di luar pematang di beri bird screen device supaya menghalau burung untuk masuk wilayah tambak. Hal ini didukung oleh Arifin et al. (2007) yang menyatakan bahwa penutupan bocoran pada pematang dapat dilakukan dengan memasang kasa atau waring ukuran mata jaring (mesh size) 1,0 mm dan atau ijuk (untuk jangka panjang lebih baik). Alternatif penyumbatan dapat dilakukan dengan menggunakan kerai bambu, gedek bambu dilapis aspal pasir. Bila kondisi bocoran begitu berat, disarankan untuk memakai konstruksi lapisan plastik Geotextile, plastik PEBC (Poly Ethylen Biphenil Chloride), bata plesteran, batako, batu kumbung, plengsengan beton, dan pasangan batu.
LihatTutupKomentar