-->

Pemeliharaan dan Penetasan Telur Ikan Kerapu

1.1. Penanganan Telur

1.1.1. Panen Telur
Telur yang terbuahi akan mengapung dipermukaan air dan akan terbawa keluar mengikuti aliran air. Telur yang telah terkumpul pada kolektor dipanen pagi hari dan ditempatkan pada bak fiber transparan untuk memudahkan pemisahan telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi.
Menurut Putri et al. (2013), bahwa telur ikan kerapu tikus yang dihasilkan berkisar 100.000 – 300.000 dengan masa inkubasi telur 18-20 jam dengan tingkat penetasan 80% dan survival rate 5 %. Namun di perairan asli, ikan kerapu yang berada dihabitat asli, mampu untuk menghasilkan telur yang lebih banyak yakni 700.000 butir. Hal ini bisa terjadi karena pengaruh dari kondisi lingkungan pada budidaya ikan kerapu. Ikan mempunyai sifat poikilotermis yaitu suhu tubuh ikan dipengaruhi oleh suhu air disekitarnya sehingga mengakibatkan rendahnya tingkat metabolisme setelah air mengalami penurunan suhu.

1.1.2. Seleksi Telur 
Telur yang  sudah dipanen dimasukkan kedalam bak fiber glass yang berkapasitas 30 L. Telur yang baik dan buruk dapat dipisahkan dengan cara telur didiamkan selama 5-10 menit tanpa aerasi. Telur yang baik berwarna transparan dan akan mengapung di permukaan air, sedangkan telur yang buruk akan mengendap di dasar wadah. Telur yang mengendap dibuang melalui penyiponan atau membuka kran yang ada di dasar wadah .

Telur yang baik atau terbuahi akan mengapung, kemudian diberi aerasi sebagai suplai oksigen. Kita hanya menggunakan telur yang mengapung karena telur ini sudah terbuahi dengan baik dan ini sesuai dengan pendapat Suwirya (2006), bahwa dalam pembenihan hanya telur yang terapung saja digunakan. Telur hasil seleksi di pindahkan ke dalam bak inkubasi (akuarium) yang sudah di lengkapi dengan aerasi, agar telur teraduk secara sempurna. Pada suhu 29-30 oC telur umumnya akan menetas 16-19 jam setelah ovulasi. Hal ini didukung oleh Melianawati et al. (2010), bahwa kisaran suhu optimum bagi penetasan telur kerapu adalah 24-31 oC, sedangkan batas toleransi suhu terendah dalam kaitannya untuk mengatur masa inkubasi dan perencanaan waktu tetas adalah 24 oC. Berikut perkembangan embrio ikan kerapu dapat dilita pada Gambar 1.
Hasil gambar untuk embrio ikan kerapu

Gambar 1. Embriogenesis Ikan Kerapu

1.2. Bak penetasan telur dan pemeliharaan larva
Bak penetasan telur juga berfungsi sebagai bak pemeliharaan larva dan benih. Menuru Prayogo dan farid (2014), bahwa bak penetasan berukuran 5 x 2 x 1,25 m dimana permukaan bak harus dibuat sehalus mungkin dan sudut mati dihilangkan, fungsinya untuk menghindari penumpukan kotoran pada sudut bak. Penghilangan sudut mati dilakukan dengan cara membuat sudut dalam bak agak melengkung (tidak siku) untuk mencegah larva bekumpul pada satu sudut, mempermudah dalam membersihkan. Adanya sudut mati dapat menyebabkan penumpukan kotoran di satu tempat juga menyebabkan sirkulasi air tidak sempurna.
Bak pemeliharaan larva berada di dalam ruangan (Indor), memiliki dasar miring ke arah outlet untuk mempermudah proses pemanenan dan pembersihan bak. Bak pemeliharaan larva dilengkapi dengan pipa saluran inlet berdiameter 3 inchi dan pipa saluran outlet 4 inchi. Pada bak pemeliharaan terdapat 16 titik aerasi yang dihubungkan dari pipa aerasi ¾ inchi. Berikut ini bak penetasan telur dan pemeliharaan larva dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Bak Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva
Sumber: Prayogo dan farid (2014)

Telur ikan kerapu yang sudah melalui tahap penyortiran kemudian dimasukkan ke dalam bak penetasan sekaligus bak pemeliharaan larva dengan padat penebaran 60.000 butir pada suhu 30 oC dan salinitas 30 ppt . Derajat penetasan dipengaruhi oleh mutu telur, suhu air, salinitas, gerakan air, dan luas permukaan wadah. Suhu air dapat mempengaruhi efisiensi perubahan kuning telur menjadi bobot badan embrio. Telur ikan kerapu membutuhkan waktu ± 22 jam untuk menetas. Menurut Widiyati et al. (1992), bahwa telur yang telah terbuahi akan berkembang dan menetas dengan normal jika didukung oleh kondisi lingkungan yang baik,antar lain oksigen yang cukup, suhu air yang sesuai dan air bersih yang bebas mikroorganisme yang dapat mematikan telur.
LihatTutupKomentar