-->

Manajemen Keuangan dan Pemasaran Ikan Koi


1.1.1.         
Manajemen Keuangan dan Pemasaran
Menurut Wijayanto (2012), menjelaskan bahwa definisi manajemen adalah ilmu dan seni, yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap kinerja organisasi dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki guna mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Manajemen diperlukan sebagai sebuah upaya agar kegiatan bisnis dapat berjalan secara efektif dan efisien. Fungsi-fungsi manajemen mencakup pada fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan, dan fungsi pengawasan. Perencanaan adalah merupakan proses dalam menetapkan tujuan dan proses memilih cara untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil wawancara, usaha pembesaran koi Bapak Muhammad bermula dari hobi. Kepemilikan modal usaha merupakan langkah awal seseorang untuk membuka usaha. Usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga, demi memenuhi kebutuhan hidup. Modal yang digunakan untuk memulai usaha merupakan modal pribadi. Modal digunakan untuk pembuatan kolam semen, pompa, peralatan kolam (peralatan filter), biaya listrik, pakan, obat-obatan, serta pembelian bibit koi.
Modal yang digunakan untuk membuka usaha koi milik Bapak Isdianto berasal dari tabungan hasil usaha sebelumnya yaitu usaha bengkel mobil di Jakarta dan usaha bisnis ikan lele serta ikan hias seperti ikan cupang, ikan oskar dan black gosh. Usaha ikan hias koi lebih menguntungkan dibandingkan usaha sebelumnya, dengan modal yang dimiliki beliau maka beliau mencoba usaha pembesaran ikan koi. Menurut Kanna (2005), modal usaha adalah dana yang diperlukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar utang, dan pembayaran lainnya.
Berdasarkan modal yang dimiliki Bapak Muhammad, beliau dapat merencanakan penambahan ukuran kolam dan terus mengembangkan cara budidaya agar semakin baik. Keberhasilan suatu usaha dapat ditentukan dari jumlah modal yang digunakan serta strategi yang digunakan untuk memasarkan produk. Pemasaran hasil produksi dilakukan secara sederhana yaitu melalui teman dekat atau sesama penggemar koi dan melalui media komunikasi online seperti facebook, blog, twitter, dan bbm. Pemasaran yang dilakukan saat ini telah sampai di luar pulau seperti di Lampung, Bengkulu dan Pontianak, namun belum sampai ke luar negeri. Perencanaan pemasaran tentu harus memperhatikan beberapa hal yaitu apek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman baik eksternal maupun internal. Menurut Benyamin (2013), bahwa secara potensial, analisis lingkungan eksternal dapat mempengaruhi keputusan-keputusan strategisnya. Perusahaan harus mampu merespon baik secara ofensif maupun defensif terhadap berbagai faktor tersebut dengan merumuskan strategi yang bisa mengambil keuntungan dari peluang eksternal atau dengan meminimalkan dampak dari ancaman potensial.
Pemasaran ikan koi milik Bapak Isdianto melalui media online seperti blog dan bbm. Ikan koi secara langsung dijual ke pelanggan. Wilayah pemasaran meliputi daerah Kendal, Semarang, Jakarta, Padang, Kalimantan dan hingga ke mancanegara yaitu ke Jerman. Pengangkutan ikan untuk dikirim menggunakan sistem tertutup yaitu menggunakan kotak sterofoam. Pengiriman melalui jalur darat menggunakan mobil untuk wilayah Jawa, melalui udara menggunakan pesawat untuk wilayah luar Jawa dan luar negeri.
Kegiatan pemasaran dilakukan langsung oleh Bapak Muhammad dengan menggunakan mobil atau kereta untuk jarak dekat dan untuk jarak jauh pengiriman barang menggunakan pesawat. Untuk pemasaran Koi ini, beliau memasarkan produknya langsung ke agen, pedagang pengumpul, pengecer dan konsumen. Pasar yang dituju adalah para penghobi ikan hias koi atau pembudidaya lain yang ada di Indonesia seperti Lampung, Bengkulu dan Pontianak. Pemasaran keluar pulau akan lebih menguntungkan karena pendapatan yang diperoleh dapat menutup biaya produksi lebih dari 50% tambahan biaya juga didapatkan dari biaya pengiriman yang ditanggung oleh pembeli. Menurut Hasibuan (2008), aspek pemasaran dan pengembangan usaha Koi merupakan aspek yang penting, karena hal ini menyangkut usaha para pembudidaya dan pengusaha Koi. Beberapa pembudidaya maupun pengusaha yang berkecimpung dalam usaha Koi mengharuskan pelaku usaha tersebut untuk menentukan segmen pasar. Adanya beberapa pemesan atau pembeli Koi, seperti Pedagang Pengumpul, Toko Fish Farm, Agen dan Pembeli.
1.1.2.         Perencanaan Pengembangan
              Usaha pembesaran koi milik bapak Muhammad diawali dengan membeli ikan koi di pasar Johar, wadah yang digunakan adalah akuarium ukuran 50cm x 20cm x 20cm. Awal memulai pemeliharaan koi pada tahun 2004, yang semula hanya hobi, namun banyak teman dan pelanggan yang menyukai sehingga memotivasi beliau untuk membuka usaha. Ikan koi yang semula di akuarium kemudian dipindah ke bak semen bekas tandon ukuran 2m x 1,5m x 1m. Permintaan koi semakin lama semakin banyak sehingga pada tahun 2006 Bapak Muhammad menambah jumlah koi dan membangun kolam semen kembali dengan ukuran 6m3. Kolam yang dimiliki beliau saat ini yaitu dua kolam, jumlah ikan kurang lebih 200 ekor dan kedua kolam menggunakan sistem resirkulasi serta biofilter.
              Usaha budidaya ikan hias milik Bapak Isdianto berawal dari sebuah hobi memelihara ikan hias. Hobi memelihara ikan hias diawali pada tahun 1997 di Jakarta. Bibit koi yang pertama dibeli yaitu bibit ukuran 40 cm dengan harga Rp. 10.000,00. Ikan hias yang pernah dipelihara dan dijadikan bisnis adalah ikan cupang, oskar dan black gosh, selain ikan hias beliau pernah membuka usaha budidaya lele. Harga yang tidak stabil dan cenderung rendah serta minimnya pelanggan membuat usaha Bapak Isdianto selalu berubah-ubah, hingga pada tahun 2000 beliau mulai menekuni usaha pembenihan koi karena harga koi di pasaran cukup menjanjikan dan dapat menghasilkan keuntungan lebih dari 50%.
              Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan usaha beliau yaitu dengan mengikuti berbagai kontes ikan koi baik lokal maupun nasional. Ikan koi yang menang kontes akan memiliki sertifikat dan harga yang tinggi hingga mencapai Rp. 7.000.000,00 per ekor.
1.1.3.         Identifikasi Masalah dan Solusi
Manajemen kualitas air dalam kegiatan budidaya adalah hal yang sangat penting. Air merupakan media hidup bagi ikan, mutu air merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan budidaya. Pengelolaan kualitas air menggunakan sistem resirkulasi, aliran air serta aerasi dapat menambah suplai oksigen. Selain itu filter yang digunakan dalam sistem resirkulasi dapat menyaring bahan organik. Untuk mengeliminir bahan-bahan dalam bentuk berbahaya seperti amoniak sangat dipengaruhi mutu air. Permasalahan yang sering terjadi adalah menurunnya kualitas air berupa kandungan amoniak yang tinggi. Menurut Cahyono (2009), bahwa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kelulushidupan dalam budidaya adalah faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik diantaranya adalah faktor fisika, kimia air suatu perairan atau sering disebut dengan kualitas air.
Pemberian pakan yang berlebih akan berdampak pada tingginya jumlah pakan yang tidak dimakan sehingga terjadi penumpukan material organik yang dapat  meningkatkan kandungan amoniak, sehingga pertumbuhan ikan akan terganggu karena kualitas air yang tidak sesuai. Cara mengatasi permasalahan limbah adalah dengan memberikan pakan sedikit demi sedikit hingga ikan kenyang. Cara ini yang disebut dengan penerapan metode pemberian pakan secara adlibitumMenurut Arief et al. (2010), bahwa kualitas air memainkan peranan yang penting dalam budidaya. Kualitas air dapat diterima selama tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap sasaran, antara lain: pertumbuhan, reproduksi dan sebagainya. Kualitas air adalah variabel yang mempengaruhi kelangsungan hidup, perkembangbiakan dan pertumbuhan. Manajemen kualitas air memegang peranan penting dalam keberhasilan budidaya. Sasarannya adalah terjaminnya mutu air yang memenuhi syarat bagi kehidupan dan pertumbuhan selama periode pemeliharaan.

Arief, Yanuar dan Synthia, 2010. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Grasindo. Jakarta.

BenyaminPriska 2013.  Manajemen dan Pengembangan Pemasaran pada Perusahaan Perikanan di Sidoarjo. Jurnal AGORA. 1 (1).

Cahyono, B. 2009. Budidaya Biota Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta.

Kanna, I. 2005. Budidaya Kepiting Bakau. Kanisius. Yogyakarta.

Wijayanto, Dian. (2012). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI.

LihatTutupKomentar