-->

Contoh Outline atau Proposal Penelitian Ikan Gurame (Osphronemus gouramy)

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG Azolla sp. DALAM FORMULASI PAKAN TERHADAP EFISIENSI PAKAN DAN PERTUMBUHAN IKAN GURAME (Osphronemus gouramy)




PENGAJUAN JUDUL PENELITIAN




IKA NURUL ASRIYANTI
26010213120040














FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

Latar Belakang
Usaha budidaya ikan konsumsi saat ini sudah berkembang dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan teknik budidaya ikan yang telah banyak dikuasai. Ikan gurame (Osphronemus gouramy) termasuk ikan yang diunggulkan dalam budidaya perikanan karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya. Data statistik Kementerian Kelautan dan Perikanan menunjukkan bahwa produksi ikan gurame pada tahun 2013 mencapai 86.773 ton naik sebesar 29.884 ton dari tahun 2010 mencapai 56.889 ton (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2013).
Permintaan ikan gurame semakin meningkat namun budidaya ikan gurame belum diusahakan secara optimal. Permasalahan yang muncul adalah tingginya biaya produksi. Biaya produksi pakan adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi nilai keuntungan pada usaha budidaya ikan gurame. Pakan merupakan biaya terbesar kedua dan menyumbang 65% dari total biaya produksi (Pomeroy et al., 2006), sehingga perlu adanya alternative bahan pakan yang dapat menekan biaya pakan.
Tanaman Azolla sp. merupakan contoh tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pakan mengingat ketersediaan dan perkembangannya sangat baik, memiliki kandungan nutrisi seperti protein nabati dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. Salah satu tempat penyebarannya yaitu di daerah Rawa Pening Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Akibat penyebarannya yang relative luas dan cepat, maka tanaman air ini dikategorikan sebagai salah satu tanaman air pengganggu atau gulma dan menjadi masalah yang sangat serius. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi jumlah populasi tanaman Azolla sp. di Rawa Pening yaitu dengan cara memanfaatkan sebagai bahan pakan ikan. Menurut Sari et al. (2013), bahwa azolla yang digunakan sebagai suplementasi bahan pakan kaya akan nutrisi dan selain tinggi protein yaitu sekitar 25-35 %, juga kaya asam amino esensial, vitamin (vitamin A, vitamin B12 dan beta karoten) juga mineral (Ca, P, Fe, dan Mg). Tepung azolla tersebut diharapkan dapat mengurangi penggunaan tepung jagung yang dirasakan masih kompetitif dengan kebutuhan manusia. Upaya untuk meningkatkan nilai nutrisi tepung azolla dapat dilakukan dengan melakukan fermentasi menggunakan EM4. Menurut Warasto (2013), bahwa peningkatan protein pada tepung kiambang yang difermentasi disebabkan oleh adanya penambahan dan perkembangan bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi, dan jamur yang terdapat dalam EM4.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah tepung azolla dapat menggantikan peran tepung jagung sebagai bahan baku pakan ikan, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan. Tepung  azolla dalam bidang perikana dapat digunakan sebagai sumber protein nabati yang dibutuhkan ikan untuk pertumbuhan. Output yang diinginkan dari penelitian ini adalah suatu formulasi bahan untuk pembuatan pakan yang tepat agar dihasilkan pertumbuhan dan efisiensi pakan yang terbaik dari tepung azolla. Setelah diperoleh hasil output yang diinginkan, maka dapat dilakukan suatu rekomendasi mengenai pemberian tepung azolla dengan konsentrasi yang tepat untuk dapat diaplikasikan pada pembuatan pakan ikan gurame.
Perumusan Masalah
Keberhasilan budidaya ikan ditentukan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu ketersediaan bahan pakan yang berkualitas baik. Banyaknya pakan yang beredar dengan kandungan protein yang rendah disebabkan karena mahalnya bahan baku pakan. Sebagian besar biaya operasional tertinggi budidaya ikan secara intensif adalah biaya pakan yakni lebih dari 60% dari total biaya produksi, sehingga perlu adanya alternatif bahan pakan yang dapat menekan biaya pakan. Azolla merupakan tumbuhan air yang bernilai ekonomis rendah. Pertumbuhan azolla sangat cepat dan tersedia banyak di daerah persawahan, rawa, danau, kolam, atau genangan air. Tumbuhan azolla yang digunakan sebagai suplementasi bahan pakan kaya akan nutrisi dan selain tinggi protein yaitu sekitar 25-35 %, juga kaya asam amino esensial, vitamin (vitamin A, vitamin B12 dan beta karoten) juga mineral (Ca, P, Fe, dan Mg), sehingga berpotensi digunakan sebagai bahan pakan ikan.
Tujuan Penelitian
            Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh pemberian tepung azolla yang difermentasi dalam ransum pakan buatan untuk meningkatkan pemanfaatan pakan dan pertumbuhan ikan gurame (Osphronemus gouramy).
Materi dan Metode
Ikan uji yang digunakan ialah benih ikan gurame ukuran 5 – 7 cm. Media pemeliharaan dengan menggunakan bak bulat berdiameter 40 cm yang diisi air sebanyak 15 L, dengan padat tebar 1 ekor/l. Ikan tersebut dipelihara selama 30 hari dengan pemberian pakan buatan dengan tingkat pemberian pakan sebesar 2% perhari dari bobot biomassa ikan (Nirmala dan Rasmawan, 2010). Bahan yang digunakan untuk pembuatan pakan antara lain tepung ikan, tepung kedelai, tepung kayambang terfermentasi, tepung dedak, minyak ikan, vitamin dan mineral, dan CMC (Carboxymethyl Cellulose).
Fermentasi tepung Azola  dilakukan berdasarkan Warasto et al. (2013), yaitu dengan terlebih dahulu membuat larutan EM4. Pembuatan larutan EM4 yaitu dengan cara mencampurkan fermentor berupa EM4 kedalam air dengan perbandingan 1:100. Selanjutnya, tepung azola dicampur secara merata dengan larutan EM4. Perbandingan pencampuran antara larutan EM4 (satuan mililiter) dan tepung azola (satuan gram) yaitu 3:10. Hasil pencampuran selanjutnya dimasukkan dalam kantong plastik dan disimpan pada suhu 29oC selama tujuh hari. Hasil dari fermentasi tepung azola ditunjukkan dengan bau asam khas fermentasi, tahap selanjutnya tepung azola diangkat dan dikeringanginkan. Hasil fermentasi tepung Azola selanjutnya diuji proksimat untuk menentukan formulasi pakan.
Pembuatan pakan dimulai dengan menimbang bahan baku sesuai dengan formulasi. Bahan baku pakan dipisahkan antara bahan yang bersifat kering seperti vitamin mix, dedak, tepung ikan, tepung azola, dan tepung kedelai dengan bahan yang bersifat cair seperti minyak ikan dan air hangat. Pembuatan pakan dimulai dengan mencampurkan minyak ikan dengan bahan yang jumlahnya paling sedikit ke bahan yang jumlahnya semakin besar ke dalam baskom secara merata, kemudian ditambahkan air hangat secukupnya dan diaduk hingga membentuk padatan.Selanjutnya dicetak dengan alat pencetak pelet. Pelet hasil cetakan dijemur sampai kering dan dipotong-potong menjadi crumble. Pelet yang telah jadi selanjutnya diuji proksimat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratoris. Data diperoleh dari observasi dan pengamatan secara langsung di lapangan. Metode eksperimental merupakan suatu usaha terencana untuk mengungkap fakta-fakta baru atau menguatkan teori bahkan membantah penelitian-penelitian yang telah ada. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL). Menurut Sudjana (1991), bahwa RAL digunakan pada penelitian yang bersifat homogen (perlakuan tunggal) dan perlakuan dikenakan sepenuhnya secara acak terhadap unit-unit eksperimen. Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan yang digunakan yaitu perbedaan persentase tepung kiyambang terfermentasi dalam formulasi pakan ikan gurame, susunan perlakuannya adalah sebagai berikut:
A = 5% tepung azola terfermentasi dalam formulasi pakan
B = 10% tepung azola terfermentasi dalam formulasi pakan
C = 15% tepung azola terfermentasi dalam formulasi pakan
D = 20% tepung azola terfermentasi dalam formulasi pakan











Desain peneltian tersebut adalah sebagai berikut :
I

Perlakuan A

II

Perlakuan B

III

Perlakuan C

IV

Perlakuan D

V

Perlakuan A

VI

Perlakuan B

VII

Perlakuan C

VIII

Perlakuan D

IX

Perlakuan A


X

Perlakuan B

XI

Perlakuan C

XII

Perlakuan D

           
Variabel yang diukur meliputi pertumbuhan ikan gurame terdiri dari tingkat konsumsi pakan (TKP), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), rasio konversi pakan (FCR), protein Efficiency Ratio (PER), laju pertumbuhan relative (RGR), survival rate (SR) dan kualitas air. Nilai tingkat konsumsi pakan (TKP), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), rasio konversi pakan (FCR), protein Efficiency Ratio (PER) dan laju pertumbuhan relative (RGR) dianalisis menggunakan analisis keragaman dengan uji F untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan. Selanjutnya untuk melihat perbedaan antar perlakuan, maka dilanjutkan dengan Uji Duncan dengan taraf kepercayaan 95%. Data kualitas air dianalisis secara deskriptif. Adapun variabel yang diukur dan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
a)   Tingkat Konsumsi Pakan (TKP) :
FC = F1 – F2
Keterangan :   FC       = Konsumsi pakan  (g)
F1        = Jumlah pakan awal (g)
F2        = Jumlah pakan akhir (g)

b)   Efisiensi Pemanfaatan Pakan (EPP) :
Keterangan :   EPP = Efisiensi pemanfaatan pakan (%)
Wt = Bobot total hewan uji pada akhir penelitian (gr)
                        Wo = Bobot total hewan uji pada awal penelitian (gr)
                         F   = Jumlah pakan yang dikonsumsi selama penelitian (gr)

c)   Rasio konversi pakan (FCR)
Keterangan :   FCR = Rasio konversi pakan                                  
Wt = Bobot total hewan uji pada akhir penelitian (g)
Wo = Bobot total hewan uji pada awal penelitian (g)
F    = JumLah pakan yang dikonsumsi selama penelitian (g)
d    =  Bobot ikan mati (g)

d)   Protein Efficiency Ratio (PER)
Keterangan :   PER = Protein efficiency ratio (%)
Wt = Bobot total hewan uji pada akhir penelitian (gr)
                        Wo = Bobot total hewan uji pada awal penelitian (gr)
                         Pi   = Jumlah kandungan protein pakan yang dikonsumsi (%)

e)   Laju pertumbuhan relatif (RGR)
Keterangan :   RGR = Laju pertumbuhan relatif (%/hari)
Wt = Bobot total hewan uji pada akhir penelitian (gr)
                        Wo = Bobot total hewan uji pada awal penelitian (gr)
                         T   = Lama penelitian (hari)

f)    Survival rate (SR)
Keterangan :   SR = Kelulushidupan (%)
Nt = Jumlah ikan uji pada akhir penelitian (ekor)
                        No = Jumlah ikan uji pada awal penelitian (ekor)

g)   Kualitas air
Pengamatan  kualitas  air  meliputi  suhu,    oksigen  terlarut  (DO),  dan  tingkat  keasaman  (pH). Pengamatan kualitas air yang terdiri dari kandungan amonia (NH3) dilakukan pada awal, pertengahan dan akhir penelitian.














DAFTAR PUSTAKA

[KKP]- Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013. Laporan Tahunan Direktorat Produksi Tahun 2013. http://www.djpb.kkp.go.id/public/upload/download/Pustaka/06PUSTAKA/LAPTAH%20PRODUKSI%20%202013.pdf .

Sari, F. S., Roesdiyanto, dan Ismoyowati. Pengaruh Penggunaan Azolla microphylla dan Lemna polyrhiza dalam Pakan Itik Peking pada Level Protein yang Berbeda terhadap Bobot dan Persentase Karkas dan Bagian-bagian Karkas. Jurnal Ilmiah Peternakan. 1(3): 914 – 923.

Mudjiman, A. 2009. Makanan Ikan Edisi Revisi. Penebar Swadaya: Jakarta

Nirmala, K dan Rasmawan. 2010. Kinerja Pertumbuhan Ikan Gurame  (Osphronemus goramy Lac.) yang Dipelihara pada Media Bersalinitas dengan Paparan Medan Listrik. Jurnal Akuakultur Indonesia. 9(1): 46 – 55.

Pomeroy, R.S., J.E. Parks, and C.M. Balboa. 2006. Farming the reef : is aquaculture a solution for reducing fishing pressure on coral reef? Marine Policy, 30:111-130.

Sudjana. 1991. Desain dan Analisis Eksperimen Edisi III. Tarsito, Bandung.

Warasto, Yulisman, dan M. Fitrani. 2013. Tepung Kiambang (Salvinia molesta) Terfermentasi sebagai Bahan Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2) :173 – 183.

LihatTutupKomentar